Saya pernah baca quote "sahabat adalah keluarga yang kita pilih sendiri". Dan itu benar sekali (menurut apa yang saya rasakan). Tidak ada ikatan darah, tapi keakrabannya seperti kepada keluarga. Ikut merasakan kebahagian satu sama lain, ikut merasakan kesedihan satu sama lain. Maka ketika (saya) kehilangan sahabat, sama seperti kehilangan pandangan. Karena terbiasa berbagi cerita, sering meminta pendapatnya terhadap suatu hal. Bahkan sahabat yang baik adalah dia yang mampu mengatakan "Ngga. Ngga bener. Ngga boleh." meskipun saat itu yang kita inginkan adalah pembenaran dengan kata "iya." .... Berikut adalah cerita persahabatan saya dengan almarhumah Siti Rosidah (dia lebih suka dipanggil Osie. Tapi saya lebih suka memanggil Sitay ). Awal kenal, mungkin tidak langsung klop. Saya yang sulit beradaptasi, dan ngga mau banyak cerita sama orang baru, buat yang baru ketemu mungkin saya dibilang jutek. Sedangkan Sitay sosok yang supel, mudah bergaul (dala...